Mengenang Satu Tahun Meninggalnya Kang Ahmad Taufik
Doa Kebahagiaan Untuk Kang Ahmad Taufik dan Keluarga
Gerimis jatuh saat mengenang almarhum Ahmad Taufik di Bandung. Malam itu, Minggu 15 Maret 2018, udara terasa dingin mencubit kulit. Banyak sahabat, kawan, wartawan, hingga mahasiswa berkumpul di Kedai Kaka. Tidak terasa, sudah satu tahun lewat, Kang AT-begitu kami menyebutnya-sudah meninggalkan kita. Banyak kenangan dan cerita tentang sosok wartawan sekaligus aktivis ini. Setidaknya bagi saya yang sama-sama satu organisasi di bawah Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Bagi saya, Kang AT ibarat tungku. Ia seperti api yang membakar semangat kala terpuruk. Idealismenya dalam memperjuangkan kelompok minoritas, dan tentu saja, kiprah kewartawanannya sangat luar biasa. Diluar itu, Kang AT juga adalah sosok yang baik. Mudah bergaul. Dan sangat akrab dengan siapapun.
Dan menjelang acara haul itu, tiba-tiba saja saya ingin menggambar tentang sosoknya. Bagi saya ilustrasi ini menjadi pengingat, tidak hanya tentang idealismenya, tapi cara dia menjalani kehidupannya. Saya merasa, dibalik "tungku" Kang AT yang selalu membara, dia menjalani rutinitasnya dengan tanpa beban. Mengalir saja namun jelas kemana akan bermuara.
Saya merasa bahagia malam itu. Doa mengalir deras pada almarhum. Secarik gambar cat air dari saya menjadi oleh-oleh buat keluarganya. Doa dan kebahagiaan buat Kang AT dan keluarganya. Alfatihah.
Comments
Post a Comment