Ngamar Ala Jepang
Hotel kapsul sangat popular di Jepang dan menjadi pilihan
para turis maupun pebisnis untuk menginap. Alasannya sederhana, mereka tidak
butuh berleha-leha di kamar. Cukup menyimpan ransel, mandi, lalu keluyuran
lagi. Alasan umum, sewa kasur hotel kapsul tentu dianggap lebih murah ketimbang
harga hotel pada umumnya.
Ya, mirip kandang merpati yang bertumpuk-tumpuk atau ruang kamar mayat? Hihihi. Harga kasur disesuaikan dengan jumlah kasur dalam kamar. Semakin banyak kasur dalam satu kamar tentu harganya lebih murah.
Nyaman dan aman gak sih? Nah ini tergantung selera. Soal
kenyamanan kasur tentu standar hotel. Kasur empuk, bantal bersih, selimut tebal,
dan pendingin udara yang nyembur mirip air terjun. Cuma, asal tahu diri saja,
ini kamar tentu untuk rame-rame. Jadi, sekali masuk kamar ada aturan main yang mesti disepakati.
Nah, ini sebenarnya aturan tidak tertulis. Aturan pertama
adalah tidak berisik. Kebayang, kalau ada yang nyanyi tapi suara fals, atau
hahahihi sendirian di tengah malam. Aturan kedua, usahakan cuci kaki sebelum
naik kasur. Jangan biarkan bau kaki Anda merusak pendingin udara. Aturan
ketiga, syukur-syukur tidak ada yang ngorok.
Di setiap kasur juga dapat jatah loker buat menyimpan barang
bawaan. Loker tinggal digembok dan pastiin terkunci dengan baik. Colokan
listrik dan lampu tidur juga ada jatahnya. Juga penutup ruang tidur biar gak
melongo.
Kamar mandi juga difungsikan untuk kepentingan bersama.
Jadi, tahu diri dengan aturan main ini. Jangan sampai tamu lain ngantri dan
kehabisan air dan sabun.
Nah, trend hotel kapsul juga mulai mewabah di Indonesia. Jakarta,
Bandung, Malang, Semarang, Yogjakarta, Surabaya, Jember, Bali, Makassar udah
ada. Mereka “menangkap” tamu yang sekedar berbisnis, jalan-jalan ngejomblo atau
rame-rame.
Bagi saya, nginap di hotel kapsul ibarat petualangan baru.
Tidurnya sih ya sama saja. Fasilitas standar hotel kapsul memang sama. Cuma
lihat interior dan suasananya jadi pengalaman baru yang asik. Ada kamar yang
dirancang seperti ruang pesawat pesawat, ada yang bentuknya kabin kayu, ada
juga yang diramein dengan ilustrasi-ilustrasi yang ciamik.
Lokasi hotel kapsul juga lumayan strategis. Sejauh ini, baru
nyoba di tiga penginapan di Jakarta, Six Degrees Backpackers Hostel (Cikini), Konko
Hostel (Gondangdia) dan Nomad Hostel (Kemang). Six Degrees bangunan ruko jadul.
Konko dan Nomad Hostel masih kinyis-kinyis.
Six Degrees dan Konko banyak tamu bule. Rata-rata mereka
cuma satu hari di Jakarta, lalu lanjut naik kereta ke Yogyakarta atau Bandung. Sementara
Nomad kebanyakan masih diisi tamu lokal. Nah, sialnya saya di Kemang bukan
karena gaya atau mau dugem di salah satu kawasan elit ini. Kemang terkenal
karena kehidupan malamnya kinclong mirip lampu neon.
Terus ngapain di Kemang? Saya
cuma melaksanakan kata-kata Bung Karno! Eaaa. Dua hari di sini cuma bongkar arsip
seputar kolonial Hindia Belanda hingga pertempuran Surabaya. Edan, cuk! Untung terbayar sudah dengan layanan nginepnya. Harga yang pantas dibayar untuk dua hari ini di Jakarta.
Comments
Post a Comment